Kebetulan lagi nanem dikebon rumah, tapi
manfaatnya belum tahu nih, berikut hasil dari googling di inet. cocok
kayaknya buat istri.
Kecipir merupakan tanaman pangan
multimanfaat. Daun, bunga, polong muda, biji, dan umbinya biasa diolah
menjadi bahan makanan kaya zat gizi. Tanaman ini juga bisa melangsingkan
tubuh dan meningkatkan gairah seksual.
Tanaman kecipir
termasuk famili Fabaceae. Terdiri atas empat spesies, tetapi hanya dua
yang sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan, yaitu Psophocarpus
tetragonolobus L. dan Psophocarpus palustris DESV.
Kecipir
mudah ditemukan di negara tropis. Di Indonesia, kecipir dikenal dengan
berbagai sebutan, kacang embing atau kacang belingbing (Sumatera), jaat
(Sunda), botor (Jawa dan Ambon), calongcan atau kelongkang (Bali),
cubilet (Banda), atau biraro (Ternate). Dalam bahasa Inggris, disebut
winged bean.
Semua bermanfaat
Tanaman kecipir
merupakan tanaman tahunan, tumbuh menjalar di atas tanah atau merambat
pada tanaman lain, bunga mampu menyerbuk sendiri.
Meskipun dikenal sebagai penghasil biji, semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan, seperti daun, bunga, polong muda, umbinya.
Seperti bunga gambas dan bunga turi, bunga kecipir juga enak dimakan
mentah sebagai salad atau lalap, direbus, maupun digoreng. Rasanya enak
seperti jamur. Bunganya dapat diolah menjadi bumbu, rempah-rempah,
permen, dan bahan pewarna alami. Protein bunga kecipir (5,6 g) lebih
besar dari jantung pisang (1,6 g) dan bunga gambas (1,3 g) per 100
gramnya.
Daun kecipir konon dapat digunakan sebagai obat
sakit mata, sakit telinga, dan bisul. Daun, khususnya yang berwarna
hijau gelap kaya akan provitamin A. Proteinnya (5,07,6 g) lebih tinggi
dari daun singkong (6,9 g), bayam (3,6 g), daun talas (4,1 g) per 100
gramnya.
Umbi kecipir rasanya agak manis, daging berwarna
putih gading, berserat kokoh seperti apel, tetapi berbau kurang sedap.
Protein umbinya (10,9 g) lima kali lebih tinggi dari kentang dan gadung
(2) serta ubi jalar (1, , sepuluh kali dari protein ganyong (1).
Polong muda
Bagian tanaman yang paling banyak digunakan sebagai bahan sayuran
adalah polong muda. Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 80-120
hari, yaitu saat polong berumur kira-kira 21 hari terhitung sejak bunga
mekar.
Panjang polong antara 5-35 cm, lebar sekitar 2,5 cm,
mengandung 5-20 biji. Biji berwarna putih, kuning, cokelat, hitam, atau
burik. Berat berkisar 0,06 hingga 0,40 gram. Biji kecipir yang berumur
lebih dari 3 bulan tidak enak dibuat sayuran karena kulitnya agak layu.
Polong muda dapat dimakan mentah (sebagai lalap), direbus, atau
dicampur sayuran lain sebagai sayur asam, sayur lodeh, urap, karedok,
pecel, gado-gado. Juga dapat diolah dengan cara ditumis atau dioseng. Di
Bangladesh, polong muda digoreng dan dimakan dengan ikan atau daging.
Seratus gram polong muda mengandung vitamin A (340-595 SI), zat besi
(0,2-12,0 mg), vitamin C (21-37 mg), serta vitamin dan mineral penting
lain. Sebagai sayuran, polong muda tak hanya unggul dalam gizi, cita
rasanya juga khas.
Karbohidrat & protein
Biji kecipir tua komposisi gizinya paling baik, meski lebih banyak
digunakan sebagai benih ketimbang bahan pangan. Mengandung protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral cukup tinggi dibanding polong
muda, umbi, dan daunnya.
Protein dan karbohidrat biji kecipir bahkan mengungguli kacang tanah dan hampir setara kacang kedelai.
Biji kecipir mengandung protein sangat baik. Asam aminonya hampir sama
dengan kedelai, sumber protein nabati paling baik. Namun, protein pada
biji kecipir juga kekurangan asam amino seperti sistein, methionin,
triptofan, sehingga pemanfaatan protein oleh tubuh kurang efisien.
Biji kecipir kaya akan asam amino lisin, mencapai 413-600 mg per 100 g
N, sedangkan pada kedelai hanya 399 mg per 100 g N. Asam amino lisin
berperan penting dalam proses pertumbuhan. Kandungan lisin pada biji
kecipir dapat dipakai untuk menutupi kekurangan lisin pada bahan pangan
pokok, seperti beras, jagung, dan umbi-umbian. Karena itu, biji kecipir
sangat baik sebagai lauk berbagai hidangan.
Baik untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Minyak biji kecipir kaya tokoferol, yaitu sekitar 125,9 mg, yang
berfungsi sebagai antioksidan. Biasanya minyak biji kecipir diekstrak
dari biji kecipir yang sudah tua.
Tokoferol dapat
mengatalisis vitamin A dalam tubuh. Defisiensi vitamin A menyebabkan
kebutaan pada anak-anak, terutama di negara tropis.
Beberapa vitamin lain yang terdapat pada kecipir, yakni betakaroten, thiamin, riboflavin, niasin, asam askorbat.
Kecipir mengandung kalsium, magnesium, fosfor, dan besi. Besi penting
untuk pembentukan hemoglobin darah. lbu hamil dan menyusui disarankan
mengonsumsi kacang-kacangan seperti kecipir, demi mencegah anemia gizi
akibat kekurangan zat besi.
Kandungan fosfor yang tinggi
kurang dapat digunakan sebagai sumber mineral karena sebagian besar
terdapat dalam bentuk terikat bersama asam fitat. Ikatan mineral dan
fitat membentuk garam yang sukar dicerna dan diserap oleh usus.
Proses fermentasi pada pembuatan tempe ampuh melepaskan ikatan fosfor
dengan fitat. Kapang pada pembuatan tempe menghasilkan enzim fitase,
yang mampu memecah fitat, sehingga fosfornya terlepas dan dapat
digunakan tubuh.
Sebagai Obat Tradisional
Biji
kecipir mengandung tokoferol (vitamin E) 22,8 mg per 100 g, lebih banyak
dibandingkan dengan yang terdapat pada biji kedelai (21,0 mg/100 g).
Tokoferol tersebut mampu menghemat vitamin A dengan cara melindunginya
dari oksidasi serta meningkatkan daya serap, pemanfaatan, dan
penyimpanannya di dalam tubuh.
Masyarakat Arab, Pakistan, dan
Cina, selalu melibatkan biji kecipir sebagai salah satu komponen ramuan
obat-obatan yang mereka buat. Biji kecipir digunakan untuk pengobatan
tradisional, yaitu untuk kesehatan kulit, pelangsing tubuh, dan
peningkat gairah seksual.
Biji kecipir dapat direbus atau
digoreng sebagai kudapan, diolah menjadi minyak, tepung, pencampur kopi,
susu, kecap, tahu dan tempe. Karena sifat-sifatnya yang mirip kedelai,
teknologi pengolahan kedelai juga dapat diterapkan pada pengolahan biji
kecipir.
Macam-macam Produk Olahan
Di beberapa
negara berkembang, tanaman kecipir dimanfaatkan sebagai bahan sayuran.
Polong muda, daun, dan bunganya dapat dimakan sebagai sayuran yang
dihidangkan berupa salad dan sup. Di Asia Tenggara, polong muda, daun,
dan bunganya kadang dimakan sebagai lalap.
Di Indonesia, daun
dan polong kecipir biasanya dimakan sebagai lalap, sayur asam,
gado-gado, pecel, dan ditumis. Di Papua Nugini, bunga kecipir biasanya
digoreng, rasanya seperti jamur.
Masyarakat di negara-negara
Barat biasanya menyajikan daging ataupun ikan dengan sayuran kecipir.
Masyarakat Cina menggunakannya sebagai bahan pembuatan taoco. Kecipir
yang dikombinasi dengan beras dapat diolah menjadi tempe yang tinggi
protein.
Umbi kecipir dapat dikonsumsi setelah direbus dan
dimakan selagi hangat seperti umbi lainnya. Umbi kecipir dapat dibuat
keripik setelah direbus, diiris tipis-tipis, dan digoreng. Umbi kecipir
juga dapat dimakan seperti bengkuang.
Di Myanmar, umbi
kecipir biasanya direbus sampai lunak dan dimakan sebagai snack bersama
minyak nabati dan garam. Di Indonesia, umbinya digunakan sebagai obat
sariawan dengan ditambah gula batu.
Biji kecipir mempunyai
rasa seperti garden peas, biasanya digoreng dengan lemak hewan. Dapat
pula diolah menjadi susu, kopi, teh, tempe, kecap, dan sebagainya. Biji
kecipir yang telah tua bisa diolah menjadi minyak atau tepung.
Biji kecipir sukar diolah karena kulitnya yang keras dan adanya bau
khas kacang-kacangan (beany flavor). Kulit biji yang keras menyebabkan
daya serapnya sangat buruk, sehingga pengolahan dengan perebusan jarang
dilakukan mengingat panjangnya waktu yang dibutuhkan. Namun, perendaman
biji kecipir dalam air selama semalam dapat mengurangi waktu perebusan
dari 2-3 jam menjadi hanya 30 menit.
Biji kecipir
menghasilkan bau langu, menyebabkan hasil olahannya belum dapat diterima
masyarakat luas. Bau langu disebabkan aktivitas enzim lipoksigenase
yang secara alami terdapat pada kacang-kacangan.
Enzim
lipoksigenase akan menyerang rantai asam lemak tidak jenuh dan
menghasilkan sejumlah senyawa yang lebih kecil bobot molekulnya,
terutama senyawa aldehid dan keton. Perendaman biji selama empat jam
diikuti dengan pengukusan pada suhu 100 derajat Celsius selama 10 menit,
sudah cukup untuk menginaktifkan enzim lipoksigenase dan memperbaiki
bau pada olahan kacang-kacangan.
Masyarakat tradisional
percaya kecipir dapat digunakan sebagai obat-obatan. Daunnya yang
berwarna gelap diyakini dapat digunakan untuk memulihkan energi.
Turunkan LDL, Naikkan HDL
Selain protein, lemak biji kecipir relatif tinggi, sekitar 15-20
persen. Sekitar 71 persennya merupakan asam lemak tidak jenuh, terutama
asam linoleat. Asam lemak linoleat merupakan asam lemak tidak jenuh
omega-6. Asam lemak omega-6 (dari biji-bijian) dan omega-3 (ikan laut},
dibutuhkan untuk kesehatan tubuh yang prima.
Lemak dalam
kecipir terdiri atas asam lemak tak jenuh yang bermanfaat menurunkan
kadar total kolesterol. Sementara lemak yang bisa meningkatkan kadar
kolesterol adalah lemak jenuh yang banyak terdapat pada daging.
Lemak tak jenuh mampu menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan HDL.
LDL disebut kolesterol jahat karena dapat menyebabkan penempelan
kolesterol di dinding pembuluh darah. LDL merupakan pombawa kolesterol
terbanyak, yaitu kurang lebih 60 persen dari kolesterol total plasma.
HDL disebut kotesterol baik. Ia membersihkan kelebihan kolesterol dari
dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati.
Menurut panduan yang dikeluarkan National Heart, Lung, and Blood
Institute (NHLBI) Amerika, kadar kolesterol yang baik, HDL lebih dari 35
mg/dl dan LDL kurang dari 130 mg/dl.
Sebagai sumber
karbohidrat, kacang-kacangan kurang penting karena hampir tidak
mengandung pati. Sebagian besar polisakarida biji kecipir sukar dicerna
tubuh, yaitu pentosa, galaktan, selulosa, dan hemiselulosa.
Di dalam kulit biji kecipir terdapat hemiselulosa dan selulosa yang
menyebabkan kulit biji keras dan sukar dilepaskan, sehingga sebaiknya
tidak dikonsumsi bayi.
sumber : forum sebelah
No comments:
Post a Comment